PELAKSANAAN ASESMEN KINERJA MELALUI PEMBELAJARAN IPS TERPADU - Tugas Kuliahku
Artikel terkini :
Home » » PELAKSANAAN ASESMEN KINERJA MELALUI PEMBELAJARAN IPS TERPADU

PELAKSANAAN ASESMEN KINERJA MELALUI PEMBELAJARAN IPS TERPADU

Written By Alfi Nur'aini on Sabtu, 22 Januari 2011 | 00.16

Pelaksanaan Asesmen Kinerja melalui Pembelajaran IPS adalah sebagai berikut :
Langkah pertama : Merancang pembelajaran
• Analisis Kurikulum, sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan
• Mengidentifikasi pengetahuan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh
peserta didik pada saat/setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dan/atau setelah
mengerjakan atau menyelesaikan tugas (taks) asesmen kinerja. Identifikasi
pengetahuan dan keterampilan tersebut meliputi:
a. Jenis pengetahuan dan keterampilan yang dapat dilatih dan dicapai oleh peserta
didik
b. Pengetahuan dan keterampilan bernilai tinggi untuk dipelajari
c. Penerapan pengetahuan dan keterampilan tersebut memang terdapat dalam
kehidupan nyata di masyarakat
• Merancang model pembelajaran melalui pendekatan berpikir seperti: perspektif
global dengan orientasi masalah yang kontroversial, pemetaan konsep atau
pengembangan keterampilan sosial, media pembelajaran dan tugas-tugas untuk
asesmen kinerja yang memungkinkan peserta didik menunjukkan kemampuan
berpikir dan keterampilan sesuai tingkat perkembangan peserta didik. Dengan
demikian model pembelajaran yang digunakan serta tugas-tugas yang diberikan
dapat memotivasi peserta didik untuk belajar.
• Menetapkan kriteria keberhasilan (rubrik) yang akan dijadikan tolak ukur untuk
menyatakan bahwa seorang peserta didik telah mencapai tingkat mastery
pengetahuan atau keterampilan yang diharapkan. Kriteria tersebut sebaiknya cukup
rinci, sehingga setiap aspek kinerja yang diharapkan dicapai oleh peserta didik
mempunyai kriteria tersendiri.
• Melakukan uji coba dengan membandingkan kinerja atau hasil kerja peserta didik
dengan rubrik yang telah dikembangkan. Berdasarkan hasil penilaian terhadap
kinerja atau hasil kerja peserta didik dari uji coba tersebut kemudian dilakukan
revisi, terhadap deskripsi kinerja maupun konsep dan keterampilan yang akan
diases (dinilai). Hal ini dapat dilakukan secara periodik, yakni: satu semester atau
satu tahun.
Langkah kedua: Melaksanakan pembelajaran
• Dikembangkan misalnya melalui pendekatan berpikir dalam bentuk pendidik
menjelaskan (ekspositori), menggunakan orientasi masalah yang kontroversial,
pengembangan keterampilan sosial, diskusi, penggunaan berbagai media
pembelajaran seperti: peta konsep, kartun, bagan, film, novel dan lain sebagainya,
peserta didik melakukan eksperimen, menyusun media pembelajaran, melakukan
observasi dan wawancara atau menyelesaikan suatu proyek dengan jangka waktu
tertentu, mendemontrasikan, bermain peran, sosio drama dan lain
sebagainya.Dalam aspek ini yang perlu diperhatikan adalah memelihara perhatian
peserta didik dan menyusun organisasi materi dan tugas secara eksplisit, sehingga
mereka tetap memiliki perhatian langsung pada proses pembelajaran. Selain itu
pelaksanaan proses pembelajaran harus memiliki hubungan logis antar materi dan
tugas yang dilaksanakan sehingga peserta didik dapat melihat keterhubungan antara
gagasan satu sama lainnya.
• Guru mendorong dan memotivasi peserta didik
• Guru melakukan pertemuan secara rutin dengan peserta didik guna mendiskusikan
proses pembelajaran yang akan menghasilkan suatu kinerja peserta didik, sehingga
setiap langkah peserta didik dapat memperbaiki kelemahan yang mungkin terjadi
• Memberikan umpan balik secara bersinambungan kepada peserta didik
• Mempresentasikan dan “memamerkan” keseluruhan hasil karya yang disimpan
dalam portofolio bersama-sama dengan karya keseluruhan peserta didik sehingga
memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas dengan baik dan serius
Langkah ketiga: Mengevaluasi pembelajaran
• Penilaian suatu tugas (taks) dimulai dengan menegakkan kriteria penilaian yang
dilakukan bersama-sama antara pendidik dan peserta didik atau dengan partisipasi
peserta didik
• Kriteria yang disepakati itu diterapkan secara konsisten, baik oleh pendidik maupun
peserta didik. Bila ada persepsi yang berbeda maka hal itu dibicarakan pada waktu
pertemuan secara berkala antara pendidik dengan peserta didik
• Arti penting dari tahap asesmen ini adalah self assessment yang dilakukan oleh
peserta didik sehingga peserta didik menghayati dengan baik kekuatan dan
kelemahannya
• Hasil penilaian kinerja ini dijadikan tujuan baru bagi proses pembelajaran
berikutnya
CONTOH PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN IPS
Contoh Penerapan Asesmen Kinerja dalam Pembelajaran IPS
Keterpaduan IPS dalam pembelajaran di kelas dapat dikembangkan
berdasarkan:
• Topik atau tema
Keterpaduan ini dapat diangkat dari tema yang sedang menjadi “topik
pembicaraan” di masyarakat. Misalnya: “Kepedulian terhadap Lingkungan
Hidup”. Tema ini dapat dikaji dari berbagai aspek seperti: Geografi akan
membahas pemanasan global dapat kita rasakan sampai “perubahan iklim global”
yang ditandai dengan musim hujan menjadi banjir, musim panas kekeringan,
tanah longsor, dan lain-lain. Sosial, membahas perilaku manusia terhadap alam.
Ekonomi, pengaruh dampak budaya konsumtif sehingga pembangunan sarana
perekonomian tanpa melihat tata ruang yang baik. Budaya, budaya masyarakat
yang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Sejarah, bagaimana
proses suatu masyarakat melestarikan lingkungan hidupnya, seperti: Suku Badui
atau Suku Naga
Asesmen Kinerja yang dapat dikembangkan pada model ini adalah:
􀀹 Project Paper, selama satu semester baik melalui tugas individu maupun
tugas kelompok menyusun tulisan, misalnya budaya suku Badui di Banten
atau suku Naga di Tasikmalaya yang ketat dalam pelestarian lingkungan.
􀀹 Panduan Observasi dan Panduan Wawancara, yakni mengamati dan
mewawancara masyarakat di sekitar bantaran sungai, atau masyarakat
yang menjadi langganan banjir, atau opini masyarakat tentang lingkungan
hidup.
• Potensi Utama
Keterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui topik yang didasarkan
pada potensi utama wilayah setempat, misalnya: Candi Borobudur atau
potensi-pontensi lokal di lingkungan masyarakat tempat siswa tinggal.
Melalui kajian ini diharapkan siswa memahami potensi lokal di sekitarnya.
Kajian ini dapat dikembangkan melalui, faktor geografis, sosial, sejarah,
budaya dan ekonomi.
Asesmen Kinerja yang dapat dikembangkan pada model ini adalah:
􀀹 Panduan Observasi dan Panduan Wawancara, mengobservasi dan
mewawancarai masyarakat yang hidup potensi lokal daerah-daerah di
lingkungan siswa atau potensi lokal yang menjadi objek wisata
􀀹 Tugas Kelompok atau Tugas Individu
􀀹 Project Paper
• Permasalahan
Model ini dapat dikembangkan berdasarkan permasalahan yang
berkembang di masyarakat, contohnya: “ Penggunaan Narkoba Pada Generasi
Muda”. Pada pembelajaran terpadu , penggunaan narkoba pada generasi muda
ditinjau dari beberapa faktor sosial yang mempengaruhinya. Diantaranya
adalah faktor ekonomi, faktor sosial, geografi, sejarah, agama, pendidikan
kewarganegaraan atau faktor budaya masyarakat.
Asesmen Kinerja yang dapat dikembangkan pada model ini adalah:
􀀹 Panduan Observasi (Pengamatan), yakni para peserta didik mengamati
pencandu narkoba yang terdapat di lingkungan sekolah, rumah, atau
tempat rehabilitasi kemudian dapat menganalisa dampak dari penggunaan
narkoba bagi generasi muda
􀀹 Panduan Wawancara, yakni para siswa melakukan wawancara dengan
para pecandu narkoba yang terdapat di lingkungan sekolah, rumah atau
tempat rehabilitasi. Dari hasil wawancara siswa dapat menyimpulkan
dampak penggunaan narkoba bagi generasi muda
􀀹 Tugas individual atau tugas kelompok
􀀹 Project Paper selama satu semester, siswa diberi tugas baik kelompok atau
individu menyusun tulisan “bagaimana mencegah penggunaan narkoba
pada generasi muda”.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Cari Blog Ini

Total Tayangan Halaman

Pengikut

 
Template Design by Creating Website Published by Mas Template
Copyright © 2011. Tugas Kuliahku - All Rights Reserved